CERITA CINTA
Suatu hari udara pagi membangunkan Diki dari tidur panjangnya, Diki adalah seorang pria yang bernama lengkap Pradiki Pratama. Ia soerang lelaki yang tampan, tinggi dan berpenampilan menarik. Semua wanita selalu berangan-angan dan bermimpi untuk bisa mendapatkan hatinya. Diki yang pada saat itu duduk dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XII. ia adalah tipikal seseorang yang tidak mudah tertarik kepada wanita yang tidak disukainya. Disebuah kantin yang tidak terlalu besar Diki sedang duduk di atas kursi sambil mendengarkan sebuah lagu yang tersantel handsheet ditelinganya, ia pun tidak sendirian melainkan bersama teman- temannya. Diki yang pada saat itu telah memiliki seorang kekasih hatinya. Sebut saja namanya Stella. Gadis berparas cantik dan sangat baik hati. Dan mereka pun saling mencintai dan saling menerima kekurangan satu sama lain. Tetapi ada satu hal yang selama ini mengganjal di hubungan ini. Stella kekasih Diki mengidap menyakit Leukimia(kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh tulang sum-sum. Sudah lama Stella mengidap penyakit tersebut. Dan dokter pun memprediksi bahwa umurnya tidak akan lama lagi. Diki kekasih Stella pun telah mengetahui tentang penyakit kekasihnya tersebut, tetapi ia mencoba untuk tegar dan selalu optimis dengan kelanjutan hubungannya. Telah 3 tahun ia menjalin sebuah hubungan. Stella yang pada saat itu juga masih duduk di bangku XII di Sekolah Menengah Atas Negri tetapi tidak satu sekolah dengan Diki. 2 bulan mendatang akan berlangsungnya Ujian Nasional, tetapi kondisi Stella malah semakin lemah. Ia sangat takut tidak bisa mengikuti Ujian Nasional itu dikarenakan kondisinya yang sangat tidak stabil. Diki kekasih Stella selalu memberikan dukungan dan semangat agar Stella lebih bersemangat lagi menjalani kehidupannya. Jujur ketika Stella tau mengenai penyakitnya itu ia menjadi tidak bergairah lagi untuk hidup, ia merasa hidupnya telah sia-sia, tetapi karena orang-orang yang disekitarnya selalu memberi semangat kepadanya maka tumbuh kembali rasa semangat untuk menjalani hidupnya. Kata I LOVE YOU setiap hari diucapkan kepada Diki untuk Stella, dan sebaliknya pun seperti itu. Setiap hari imereka melalui hari-harinya dengan hati senang dan gembira. Diki selalu membuat kejutan-kejutan menarik untuk Stella dan Stella pun terkejut dan sangat bahagia ketika Diki memberikan kejutan itu untuknya. Apalagi ketika Diki membooking sebuah restaurant dipinggir pantai untuk dinner bersama Stella. Dan di pinggir pasir tersebut membentuk sebuah kalimat I LOVE YOU STELLA yang disusun dengan beberapa lilin kecil berwarna merah, seakan-akan memberikan pesona yang indah dipantai tersebut. Stella mengucapkan terimakasih kepada Diki dan mengucapkan kata balasan dari kalimat yang ada dipinggir pantai itu I LOVE YOU TOO DIKI J berkata seprti itu dan diakhiri dengan senyuman. Setelah itu mereka berdua menikmati hidangan yang sudah mereka pesan sebelumnya. Setelah selesai makan mereka bergegas untuk pulang. Sesampai dirumah Stella : “Stell, aku punya sesuatu buat kamu. Apa Dik? Dan tiba-tiba ditangan sebelah kanan Diki pun terlihat kotak merah yang ternyata berisikan sebuah kalung berliontin hati. “Ini untuk aku Dik?” Tanya Stella. “Iya tentu ini untukmu karena kamu adalah sebagian dari hatiku, aku sangat mncintaimu Stell, aku tidak perduli dengan kelemahanmu” ujar Diki. Air mata Stella pun menetes ketika kalung itu dipasangkan dileher Stella oleh Diki. “jaga baik-baik kalung ini ya sayang?” kata Diki. ”iya Dik aku janji akan terus menjaga kalung ini”. “aku tau kamu kuat Stell, kamu bisa melalui ini semua”. Diki pun berkata kembali. “Ok aku pulang ya?” jam pun telah menujukkan pukul 22.30 malam, Diki segera meninggalkan Stella yang masih berdiri didepan pintu rumahnya itu.
Hari pun berganti sebuah sms pun masuk dihandphone Diki, yaitu sms dari Stella yang bertuliskan : “Dik, aku sakit!!!” Diki pun setengah panik dah segera menelfon Stella. Ternyata yang menjawab adalah ibunya dan ibuya memberitahukan bahwa Stella sekarang sedang berada dirumah sakit. Tadi pagi Stella muntah darah dan ia pingsan. Diki pun segera bergegas untuk pergi kerumah sakit yang merawat Stella itu. Dari kejauhan terlihat ibunda Stella sedang duduk menunduk sambil menangis. Ketika itu Diki segera mendekati ibunda Stella. “bu.. bagaimana keadaan Stella saat ini apakah dia baik-baik saja?” tanya Diki. ‘ibu tidak tahu nak, dokter sedang memeriksa Stella didalam” ibunda Stella pun menjawab. Ketika itu tiba-tiba muncullah dokter dari ruangan yang tempat Sella diperiksa. “dok… bagaimana keadaan Stella?” tanya ibunda Stella. “keadaannya sangat kritis silahkan anda boleh melihat Stella sekarang”. Ketika itu Diki dan ibunda Stella langsung memasuki ruangan tersebut“. Stella pun pada saat itu masih berbaring ditempat tidur dan masih tidak sadarkan diri. “Stell, ini aku Diki, aku ada disini sekarang bersama ibumu” Diki pun berbicara seperti itu dan berharap Stella akan segera sadar. “nak ini ibu nak” ibunya pun juga berbicara sama seperti yang Diki katakan, dan masih sama harapannya dengan Diki yaitu berharap Stella mendengarkan perkataanya dan cepat segera sadar. Tiba-tiba jari telunjuk Stella pun bergerak dan Stella pun mulai membuka matanya perlahan-lahan. Diki yang berada di sebelah kanan Stella dan ibunya yang berada disebelah kiri Stella pun tersenyum karena sudah ada tanda-tanda Stella ingin sadarkan diri . “mah??? Dik???” tiba-tiba Stella memanggil keduanya. “iya Stell?” mamanya pun menjawab. “mah, maafin Stella mah kalau selama ini Stella punya banyak salah sama mama. Stella sayang sama mama, terimakasih sudah membesarkan Stella sampai sekarang ini. Mama adalah mama yang paling hebat bagi Stella, mama yang sangat baik. Stella sangat beruntung mempunyai ibu seperti mama”. “iya Stell mama sama sekali tidak pernah merasa kamu repotkan. Mama membesarkanmu dan merawatmu sampai saat ini sama sekali tidak mengharapkan balasan apapun. Mama juga sudah memafkan kesalahanmu nak” ujar mama. “Dik maukah kamu mengabulkan permintaanku saat ini?” tanya Stella kepada Diki. “tentu boleh Stell kamu mau apa?” “aku mau kamu memelukku sekarang !” kata Stella. Diki pun segera memeluk gadis hatinya itu. Dan sekarang Stella sudah berada didekapan Diki. “Dik, maafin aku, aku ga bisa jadi cewe yang baik buat kamu. Maafin aku kalau aku tidak bisa menemani hari-harimu lagi” ketika Stella berbicara seperti itu Diki dan ibundanya pun tidak tahan menahan air matanya. “kenapa kamu bicara seperti itu Stell?” tanya Diki. “aku sudah merasa tidak kuat Dik, aku ingin pergi. Maafkan aku, aku berharap suatu saat nanti kamu bisa menenmukan kekasih yang benar-benar mencintaimu dan yang kamu cintai dan juga yang bisa membuatmu bahagia.. bahagiakanlah dia Dik apabila kamu bertemu dengan seorang wanita seperti itu. Jangan pernah kamu menyakiti hatinya”. Janji ya Dik? “iya Stell aku berjanji,” Diki menjawab sambil terus menangis. Dan tiba-tiba Stella mendesah kesakitan. Dan ketika Diki dan ibunya panik ingin menanyakan kepada Stella ternyata Stella telah tiada. Ia menghembuskan nafas terakhirnya dipelukan Diki. Diki dan ibunda Stella pun semakin menangis tanpa henti. Dan akhirnya mereka pun merelakan kepergian Stella. Mungkin Stella akan bahagia disana dan cinta Diki kepada Stella pun masih terus ada didalam hati Diki untuk selamanya….
END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar